Thursday, April 18, 2013

Pemulung Jadi Sarjana




Beberapa waktu yang lalu saya membaca kisah seorang pemulung yang menjadi sarjana. Iya kisah perjuangan seorang anak manusia demi meraih cita-cita dan harapan yang di impikannya.  Wahyudin , yang lahir  12 desember 1991 di Bekasi, anak dari pasangan Mija ( 60 tahun) dan Fatmawati ( 38 tahun). Kedua orang tua dari Wahyudin hanyalah sebagai petani penggarap lahan kosong milik orang lain, dengan kondisi itu kedua orang tuanya sibuk memenuhi kebutuhan perut Wahyudin dan saudara-saudaranya, sehingga sekolah tidak menjadi prioritas. Sejak kelas 4 SD, Wahyudin merasa khawatir tidak akan bisa sekolah seperti kakak-kakaknya.  “ Saat itu saya berfikir kalau tidak sekolah bisa seperti kakak saya. Saya cuma bisa memendam di dalam hati karena tidak berani cerita ke orang tua saya yang galak” kenangnya.
Sejak saat itu Wahyudin mulai bekerja sebagai pemulung demi mengumpulkan uang untuk biaya sekolah dia sampai sarjana. Sindiran dan cibiran diterima Wahyudin dari teman-temannya ketika mengetahui profesinya sebagai pemulung. Saat itu dia mengaku sempat kesal dan malu, namun disimpannya rasa itu dalam hati. Wahyudin semakin giat memulung demi untuk mewujudkan harapan dan impiannya yaitu menjadi sarjana. Hasil kerja kerasnya tidak sia-sia karena saat ini Wahyudi tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi Jurusan Akutansi Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka ( Uhamka ). Dan bulan Desember 2013 akan di Wisuda. Setelah ini Wahyudin berencana melanjutkan studi ke S2 dan satu lagi hope sudah dicanangkan oleh Wahyudin.
          Dari cerita Wahyudin ini, sekilas sangatlah tidak masuk akal apabila seorang pemulung bisa menjadi sarjana, kecuali mempunyai hope dan semangat yang sangat besar , hope ingin tetap terus melanjutkan pendidikan, hope untuk merubah nasibnya, dan hope untuk dapat berguna bagi lingkungannya .Tanpa itu semua niscaya impian dari Wahyudin tidak akan pernah terlaksana.
          Seorang Wahyudin telah membuktikan kekuatan sebuah harapan, sebuah hope dan pasti doa dari seorang ibu ada didalamnya mampu menjadi sebuah kekuatan dan modal meraih segala mimpi dan cita-cita, walaupun dengan jalan yang sangat berat dan mustahil.
-End-
Bekasi, 20 April 2013

0 comments:

Post a Comment