Leadership
Ada sebuah tema yang menarik dari obrolan dengan
somplak group semalam. Heee pembaca mungkin bertanya siapa itu somplak group,
itu adalah sebutan buat teman-teman untuk bahan candaan menghilangkan tekanan
dead line pekerjaan yang menumpuk. Iya semacam olok-olokan agar kita tidak jadi
tambah puyeng trus ujung-ujungya akan berdampak terhadap kinerja dan out put
yang di hasilkan.
Kembali tentang bahan obrolan kita semalam, iya
itu mengenai gaya kepemimpinan atau leadership,
entah kenapa ya, kalau kita sudah ngumpul dengan somplak group, ada saja yang
kita obrolin, dari yang mulai candaan dan olok-olakan, sampai yang berbobot
istilahnya. Seperti malam kemarin yaitu masalah kepemimpinan atau leadership.
Pada dasarnya di dalam gaya kepemimpinan
terdapat 2 unsur utama yaitu, pengarahan ( directed
behavior ) dan unsur bantuan ( supporting
behavior ). Menurut Robert Albanese, David. D Van Fleet,1994, gaya
kepemimpinan bisa dilihat berdasarkan kepribadiannya.
1. Gaya
Kepemimpinan Kharismatis.
Adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik perhatian banyak orang,
karena beberapa hal yang dimiliki seorang pemimpin yang di dapat dari Tuhan (
anugrah ). Kelebihan gaya kepemimpinan ini adalah mampu menarik orang. Orang
–orang akan tertarik karena gaya bicaranya yang membangkitkan semangat. Dan
biasanya pemimpin seperti ini memiliki visi-visi kedepan ( visioner ). Mereka menyukai tantangan dan perubahan.
Kelemahan dari pemimpin gaya kharismatis ini adalah seperti “ Tong
kosong nyaring bunyinya”.
Gaya kepemimpinan seperti ini akan bisa efektif jika:
a)
Mereka
belajar untuk berkomitmen, sekalipun sering kali gagal.
b)
Menempatkan
orang-orang untuk menutupi kelemahannya.
2.
Gaya Kepemimpinan Otoriter.
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang di ambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala sesuatunya akan
dikendalikan oleh pemimpin tersebut, sedangkan bawahannya hanya menjalankan
perintah yang di berikan. Gaya otoriter ini pemimpin akan mengendalikan segala
aspek kegiatan yang ada, memberikan sasaran apa saja untuk mencapai sasaran
tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin gaya ini menjalankan kepemimpinan juga berperan sebagai
pengawas terhadap aktivitas anggotanya dan memberikan jalan keluar bila anggota
mengalami masalah. Semua kontrol ada
ditangan pemimpin, sedang bawahan hanya menjalankan apa yang sudah diputuskan
pemimpin.
Kelebihan dari kepemimpinan gaya ini adalah pada pencapaian
prestasinya. Tidak satupun penghalang yang mampu untuk menghalangi langkahnya
dalam mencapai tujuan. Langkah-langkahnya sistematis dan penuh perhitungan.
Sedangkan kelemahan gaya kepemimpinan seperti ini adalah, kejam dan
dingin dalam mencapai tujuannya, sehingga tidak memperdulikan caranya seperti
apa.
3. Gaya
kepemimpinan demokratis.
Adalah gaya memimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada
bawahannya. Setiap ada permasalahan selalu mengikut sertakan bawahan sebagai
suatu tim yang utuh. Disini pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab bawahannya.
Pada gaya kepemimpinan model demokrasi ini, anggotanya memiliki
peranan yang lebih besar. Pemimpin hanya menunjukan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara mencapai sasaran tersebut, bawahan yang menentukan. Bawahan
juga diberikan keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya.
Pemimpin yang memiliki gaya ini merupakan diplomator yang ulung atau win-win solution.
Kelemahan kepemimpinan gaya ini adalah kesabaran dan pasif, karena
umumnya pemimpin seperti ini akan sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun
kesabarannya bisa sangat keterlaluan.
Gaya kepemimpinan seperti ini akan efektif apabila:
a)
Pemimpin
mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih baik.
b)
Punya
semangat, bahwa tidak selamanya selalu win-win
solution, terkadang ada kalanya win-loss
solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak selalu kalah, tetapi
ada kalanya menjadi pemenang.
4. Gaya
Kepemimpinan Moralis.
Sesuai dengan makna kata moralis, pemimpin gaya ini adalah yang
paling menghargai bawahannya. Pemimpin bergaya ini pada dasarnya memiliki
empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini.
Kekurangan dari pemimpin gaya moralis ini adalah sangat emosional,
tidak stabil terkdang tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif apabila:
1)
Keberhasilan
seorang pemimpin gaya moralis dalam mengatasi kelabilan emosionalnya.
2)
Belajar
mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara mereka dan bukan
cara kita.
Nah dari beberapa tipe gaya kepemimpinan yang diatas, kita dapat memilih gaya
kepemimpinan kita sendiri, tentunya hal ini berdasarkan bagian yang kita
pimpin, misalnya: kalau kita dibagian produksi tentunya akan berbeda dengan
gaya kepemimpinan dengan bagian engineering
dan administrasi. Karakter pemimpin juga akan mempengaruhi gaya kepemimpinan
seseorang.
Tanpa terasa, sudah hampir jam 10.00 malam, dan
berbatang-batang rokok sudah dihabiskan, besok harus kerja lagi, soplak group
pun akhirnya beranjak menuju parkiran, dan pulang.
Cikarang, 07 Maret
2014
0 comments:
Post a Comment